Dimana-mana orang membahas tentang korupsi, baik di warung kopi,
dalam bus, diatas motor, di ruang ber-AC bahkan didalam ruang yang
sering menjadi tempat korupsi. Dan ketika banyak orang berbicara tentang
korupsi, ada dua sisi lain yang selalu saya tangkap maknanya dan
sekaligus mengkritik hal dasariah tentang manusia.
Pertama, perilaku korupsi: the background of human yang selalu
muncul dipermukaan tanpa ada sinar yang terang. Korupsi adalah membuat
orang lain hidup susah, miskin, bahkan stress dan bunuh diri. Sedang
koruptor, hidup tanpa ada masalah, masa bodoh, tidak mau tahu, dan
bahkan merasa bahwa dunia ini hanya milikinya sendiri. Mengapa? Dia
punya semuanya dan bisa menikmati apa saja. Ketika ‘the background of
human yang gelap ini muncul, pola pikir dan jalan keluar untuk orang
lain tidak ada lagi. Dunia terasa sempit baginya karena orang lain
adalah nilai jual tanpa makna yang telah direbutnya. Dia menyadari
dirinya sebagai koruptor ketika telah duduk di kursi pesakitan. Itu pun
masih antara sadar dan tidak sadar dia adalah koruptor atau bukan.